Yang Dirindui
QifaysayanG
Saturday 5 May 2012
KITA SEMUA BAKAL BERNIKAH DENGAN KEMATIAN
Usai doa sudah habis dibacakan pak imam, masih lagi
kedengaran suara teresak-esak menahan tangisan. Beberapa hadirin, masih lagi
merah mata mereka, dek kerana menangis melepaskan seseorang. Masing-masing
menahan sebak yang tidak dapat ditebak. Semua hadirin datang mengucapkan salam
buat pengantin tersebut, sebelum menempuhi alam baru. Hadirin datang menjenguk
pengantin tersebut, sebelum datang malam pertamanya.
Masing-masing datang tidak lupa menitipkan Al-Fatihah buat
pengantin terbabit. Manakala ahli keluarga tidak putus-putus menerima ucapan
takziah dan kata-kata semangat daripada tetamu yang datang. Pengantin yang
berpakaian serba putih itu, hanya kaku tidak bergerak. Suasana sayu
menyelubungi situasi itu. Tiada gelak ketawa, mahupun muka ceria, melepaskan
saudara mereka yang sudah dipanggil Illahi.
Rupa-rupanya pengantin tersebut sudah selamat dinikahkan.
Sudah selamat dinikahkan dengan kematian.
TIDAK MENGIRA USIA
Kematian
akan datang kepada seseorang apabila tiba masanya. Malaikat Izrail akan datang
menjemput tidak terlalu awal, tidak terlalu lewat daripada masa yang telah
ditetapkan. Tepat-tepat masa yang telah ditetapkan, Izrail akan datang
menjemput, walau apa jua situasi yang ditempuhi seseorang itu.
Baru-baru ini saya telah menerima berita bahawa seorang daripada
bakal guru, telah kembali ke rahmatullah. Asbab daripada pemergian arwah adalah
kerana kemalangan. Usai menerima perkhabaran atas pemergian arwah, saya masih
tidak percaya kerana pada usia sebegitu muda, setahun muda daripada saya, sudah
dijemput menerima panggilan dariNya.
Benarlah,
kematian itu tidak mengira usia. Kematian itu sudah ditetapkan saat kita semua
di dalam kandungan lagi. Ajal, jodoh dan rezeki sudah ditetapkan sebelum kita
semua diberi peluang untuk menjengah ke dunia yang sementara ini lagi.
Hadith
riwayat Abdullah bin Masud r.a:
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan
dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami
proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah).
Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal
daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh
ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan
rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah
orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah
seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak
antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului
takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam
neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan
ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta
saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli
surga maka masuklah dia ke dalam surga.
KEMATIAN SEBAGAI TAZKIRAH
Saban
hari kita melakukan rutin harian, sedarkah kita kematian itu sangat hampir
dengan kita? Setiap kali kita lalai dan leka, sedarkah kita kematian bila-bila
sahaja boleh menjemput kita?
Jika
hari ini kita mendengar kisah kematian orang lain, suatu hari nanti orang lain
akan mendengar kisah kematian kita. Mendengar perkhabaran kematian arwah
baru-baru ini, diri ini disapa dengan rasa keinsafan. Tiba-tiba terfikir,
cukupkah amalan diri sendiri untuk dibawa ke sana? Amalan diri sendiri sebagai
bukti untuk menghadapNya. Cukuplah kematian itu sebagai tazkirah kepada kita.
Sebelum
pergi menghadapNya, ayuh sama-samalah kita mempertingkatkan lagi amalan kita.
Teruskan memberi peringatan sesama kita sebelum kematian itu datang menjengah
dan menjemput kita semua.
Saya
bakal bernikah.
Kita
semua bakal bernikah.
Kita
semua bakal bernikah dengan kematian.
Bersediakah
kita untuk dijemput Izrail?
Bersediakah
kita untuk menghadapi malam pertama bersama Munkar dan Nakir?
Bersediakah
kita menempuhi alam yang baru, tanpa bekalan yang benar-benar mencukupi?
Kullu
nafsin zaa iqatul maut.
Friday 27 April 2012
SAHABAT TERCINTA
Seandainya waktu dapat di arahkan, aku ingin kau kembali menemani hati perih yang selalu menunggu kedatanganmu, bulan kini tiada mempunyai bintang sama halnya denganku, tak pernah ku sangka secepat itukah kau pergi sobat, temani aku dalam mimpi agar tiada lagi kesediaan di hati walau itu tak kan mungkin tapi kukan selalu berharap...
Aku tak tau kenapa pagi tak muncul, kenapa mentari slalu menutupi sinarnya, shabat kau pergi dengan kebahagiaan mu tingalkan luka seutuhnya untuku, kau adalah cahaya hidupku jangan kau pergi tinggalkan semua kenangan ini
dariku…. dan hanyalah waktu yang kan menjawab semua ini untuku…!!
dariku…. dan hanyalah waktu yang kan menjawab semua ini untuku…!!
untuk sahabat maaf,,
jika waktu ku terlalu singkat untuk kulewati denganmu, tawa q trlalu sedikit untuk q bagi bersamamu, tapi terlalu sering bahumu kubasahi dengan air mata, q bebani dengan masalah-masalah ku, tak bisa kuhitung berapa kali lidahku menyayat2 hatimu, namun kau slalu memberiku nafas saat aku sulit bernafas kau beri aq sayap saat aku sulit untuk terbang,
maaf kalau semua itu hanya mampu kutebus dengan ucapan terima kasih
Lautku... sahabatku laksana safir biru yang terbentang luas bermandikan indahnya cahaya surya, engkau pula yang membuat hatiku berdesir seiring desiran ombak di pasir putihmu, angin timur terus menerpa kalbuku yang tak henti tuk kagumimu, ingin kunikmati setiap pesona biru ini dan walau karam, kalbuku untukmu syahdunya percikan sirip-sirip kecil
seolah ajakku turut serta dan kan kulangkahkan kaki perlahan sampai dingin airmu menyambut seluruh diriku.
-tulus dari teman mu (21051992)
-sayang kau nana <3
USIM 25-27 APRIL 2012 :)
Monday 9 April 2012
POSITIF
(+) NEGATIF (-)
Orang Positif selalu jadi sebahagian
dari jawapan;
Orang negatif selalu jadi sebahagian dari masalah.
Orang Positif selalu mempunyai perancangan;
Orang negatif selalu mempunyai kambing hitam.
Orang negatif selalu jadi sebahagian dari masalah.
Orang Positif selalu mempunyai perancangan;
Orang negatif selalu mempunyai kambing hitam.
Orang Positif selalu berkata :
“Biarkan saya yang mengerjakannya untuk anda”;
Orang negatif selalu berkata :
Orang negatif selalu berkata :
“Itu bukan pekerjaan saya”;
Orang Positif selalu melihat jawapan dalam setiap masalah;
Orang negatif selalu melihat masalah dalam setiap jawapan.
Orang Positif selalu berkata :
Orang Positif selalu melihat jawapan dalam setiap masalah;
Orang negatif selalu melihat masalah dalam setiap jawapan.
Orang Positif selalu berkata :
“Itu memang sukar, tapi kemungkinan
boleh”;
Orang negatif selalu berkata :
Orang negatif selalu berkata :
“Itu mungkin boleh, tapi terlalu
sukar”.
Semasa Orang Positif melakukan kesalahan, dia berkata :
Semasa Orang Positif melakukan kesalahan, dia berkata :
“Saya salah”;
Semasa Orang negatif melakukan kesalahan, dia berkata :
Semasa Orang negatif melakukan kesalahan, dia berkata :
“Itu bukan salah saya”.
Orang Positif membuat komitmen-komitmen;
Orang negatif membuat janji-janji.
Orang Positif mempunyai impian-impian;
Orang negatif mempunyai tipu muslihat.
Orang Positif berkata :
Orang Positif membuat komitmen-komitmen;
Orang negatif membuat janji-janji.
Orang Positif mempunyai impian-impian;
Orang negatif mempunyai tipu muslihat.
Orang Positif berkata :
“Saya harus melakukan sesuatu”;
Orang negatif berkata :
Orang negatif berkata :
“Harus ada yang dilakukan”.
Orang Positif adalah sebahagian dari sebuah team;
Orang negatif melepaskan diri dari team.
Orang Positif melihat peluang;
Orang negatif melihat kesusahan.
Orang Positif melihat kemungkinan-kemungkinan;
Orang negatif melihat permasalahan.
Orang Positif percaya pada menang-menang (win-win);
Orang negatif percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.
Orang Positif melihat potensi;
Orang negatif melihat yang sudah terlewat.
Orang Positif seperti thermostat;
Orang negatif seperti thermometer.
Orang Positif memilih apa yang mereka katakan;
Orang negatif mengatakan apa yang mereka pilih.
Orang Positif menggunakan perbalahan keras dengan kata-kata yang lembut;
Orang negatif menggunakan perbalahan lembut dengan kata2 yang keras.
Orang Positif selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Orang negatif berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.
Orang Positif berkata :
Orang Positif adalah sebahagian dari sebuah team;
Orang negatif melepaskan diri dari team.
Orang Positif melihat peluang;
Orang negatif melihat kesusahan.
Orang Positif melihat kemungkinan-kemungkinan;
Orang negatif melihat permasalahan.
Orang Positif percaya pada menang-menang (win-win);
Orang negatif percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.
Orang Positif melihat potensi;
Orang negatif melihat yang sudah terlewat.
Orang Positif seperti thermostat;
Orang negatif seperti thermometer.
Orang Positif memilih apa yang mereka katakan;
Orang negatif mengatakan apa yang mereka pilih.
Orang Positif menggunakan perbalahan keras dengan kata-kata yang lembut;
Orang negatif menggunakan perbalahan lembut dengan kata2 yang keras.
Orang Positif selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Orang negatif berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.
Orang Positif berkata :
“Jangan berbuat pada orang lain apa
yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada anda”;
Orang negatif berkata :
Orang negatif berkata :
“Lakukan pada orang lain sebelum
mereka melakukannya pada anda”.
Orang Positif membuat sesuatu terjadi;
Orang negatif membiarkan sesuatu terjadi.
Para Orang Positif selalu merancang dan mempersiapkan diri,
Orang Positif membuat sesuatu terjadi;
Orang negatif membiarkan sesuatu terjadi.
Para Orang Positif selalu merancang dan mempersiapkan diri,
lalu memulai tindakan untuk menang.
Para Orang negatif hanya merancang dan berharap dia akan menang.
Para Orang negatif hanya merancang dan berharap dia akan menang.
_fikirfikirkandanselamatberamal_
Golongan 1
Kita boleh lihat hari ini sudah ramai umat islam yang tidak sembahyang, bahkan ramai juga yang tidak tahu bagaimana hendak sembahyang. Imam Malik berkata jatuh kafir kalau yang tidak sembahyang tanpa sebab. Imam Syafie berkata jatuh fasik (masuk neraka juga) kalau ia masih yakin bahawa sembahyang itu fardu.
Golongan 2
Orang yang mengerjakan sembahyang secara zahir sahaja, bacaan mereka masih tidak betul, taklid buta, ikut-ikut orang saja. Tidak pernah belajar sembahyang secara rasmi atau tak rasmi. Ilmu tentang sembahyang tiada. Golongan ini tertolak bahkan berdosa besar dan hidup dalam keadaaan derhaka kepada Allah Taala.
Golongan 3
Orang yang mengerjakan sembahyang, bahkan tahu ilmu mengenai sembahyang, tetapi tidak boleh melawan nafsu terhadap tarikan dunia yang kuat. Jadi mereka ini sekejap sembahyang, sekejap tidak. Kalau ada masa dan mood baik, ia sembahyang, kalau sibuk dan terkocoh kacah, ada program kenduri, pesta ria, berziarah bermusafir, letih dan penat, maka ia tidak sembahyang. Orang ini jatuh fasik.
Golongan 4
Orang yang sembahyang, kalaupun ilmunya tepat, fasih bacaannya, tetapi tidak khusyuk, kalau diperiksa satu persatu bacaannya, lafaznya banyak yang dia sendiri tidak faham, fikirannya tidak terpusat atau tertumpu sepenuhnya pada sembahyang yang dilaksanakannya, ini kerana ia tidak faham apa yang dibaca. Cuma menghafal saja. Jadi fikirannya terus tertumpu pada duniawi serta alam sekelilingnya. Fikirannya mengembara dalam sembahyang, orang ini lalai dalam sembahyang. Neraka wail bagi orang ini.
Golongan 5
Golongan yang mengerjakan sembahyang cukup lima waktu, tepat ilmunya, faham setiap bacaan sembahyang, fatihahnya, doa iftitahnya, tahiyyatnya, tetapi tiada penghayatan dalam sembahyang itu. Fikirannya masih melayang mengingatkan perkara duniawi, dek kerana faham sahaja tetapi tiada penghayatan. Golongan ini dikategorikan sebagai sembahyang awamul muslimin.
Golongan 6
Golongan ini baik sedikit dari golongan yang ke lima tadi, tetapi masih main tarik tali didalam sembahyangnya, sekali sekala khusyuk, sekali sekala lalai pula. Bila teringat sesuatu didalam sembahyangnya, teruslah terbawa bawa, berkhayal dan seterusnya. Bila teringat Allah secara tiba tiba maka insaf dan sedarlah semula, cuba dibawa hatinya serta fikirannya untuk menghayati setiap kalimah dan bacaan didalam sembahyangnya. Begitulah sehingga selesai sembahyangnya. Ia merintih dan tidak mahu jadi begitu, tetapi terjadi juga. Golongan ini adalah golongan yang lemah jiwa. Nafsunya ditahap mulhamah (ertinya menyesal akan kelalaiannya dan cuba perbaiki semula, tetapi masih tidak terdaya kerana tiada kekuatan jiwa). Golongan ini terserah kepada Allah. Yang sedar dan khusyuk itu mudah-mudahan diterima oleh Allah, mana yang lalai itu moga-moga Allah ampunkan dosanya, namun tiada pahala nilai sembahyang itu. Ertinya sembahyangnya tiada memberi kesan apa-apa. Allah masih belum lagi cintai orang seperti ini.
Golongan 7
Golongan yang mengerjakan sembahyang yang tepat ilmunya, faham secara langsung bacaan dan setiap lafaz didalam sembahyangnya. Hati dan fikirannya tidak terbawa-bawa dengan keadaan sekelilingnya sehingga pekerjaan atau apa pun yang dilakukan atau yang difikirkan diluar sembahyang itu tidak sedikitpun mempengaruhi sembahyangnya. Walaupun ia memiliki harta dunia, menjalankan kewajiban dan tugas keduniaan seperti perniagaan dan sebagainya namun tidak mempengaruhi sembahyangnya. Hatinya masih dapat memuja Allah didalam sembahyangnya. Golongan ini disebut orang-orang soleh / golongan abrar / ashabul yamin.
Golongan 8
Golongan ini seperti juga golongan tujuh tetapi ia mempunyai kelebihan sedikit iaitu bukan saja faham, dan tak mengingati dunia didalam sembahyangnya, malahan dia dapat menghayati setiap makna bacaan sembahyangnya itu, pada setiap kalimah bacaan fatihahnya, doa iftitahnya, tahiyyatnya, tasbihnya pada setiap sujudnya dan setiap gerak gerinya dirasai dan dihayati sepenuhnya. Tidak teringat langsung dengan dunia walaupun sedikit. Namun ia masih tersedar dengan alam sekelilingnya. Pemujaan terhadap Allah dapat dirasai pada gerak dalam sembahyangnya. Inilah golongan yang dinamakan golongan Mukkarrabin (yang hampir dengan Allah)
Golongan 9
Golongan ini adalah golongan yang tertinggi dari seluruh golongan tadi. Iaitu bukan saja ibadah sembahyang itu dijiwai didalam sembahyang malahan ia dapat mempengaruhi di luar sembahyang. Kalau ia bermasalah langsung ia sembahyang, kerana ia yakin sembahyang punca penyelesai segala masalah. Ia telah fana dengan sembahyang. Sembahyang telah menjadi penyejuk hatinya. Ini dapat dibuktikan didalam sejarah, seperti sembahyang Saidina Ali ketika panah terpacak dibetisnya. Untuk mencabutnya, ia lakukan sembahyang dulu, maka didalam sembahyang itulah panah itu dicabut. Mereka telah mabuk dengan sembahyang. Makin banyak sembahyang makin lazat, sembahyanglah cara ia nak lepaskan kerinduan dengan tuhannya. Dalam sembahyanglah cara ia nak mengadu-ngadu dengan Tuhannya. Alam
sekelilingnya langsung ia tidak hiraukan. Apa yang nak jadi disekelilingnya langsung tidak diambil peduli. Hatinya hanya pada Tuhannya. Golongan inilah yang disebut golongan Siddiqin. Golongan yang benar dan haq.
sekelilingnya langsung ia tidak hiraukan. Apa yang nak jadi disekelilingnya langsung tidak diambil peduli. Hatinya hanya pada Tuhannya. Golongan inilah yang disebut golongan Siddiqin. Golongan yang benar dan haq.
Setelah kita nilai keseluruhan 9 peringkat sembahyang itu tadi, maka dapatlah kita nilai sembahyang kita di tahap yang mana. Maka ibadah sembahyang yang boleh membangunkan jiwa, membangunkan iman, menjauhkan kita dari yang buruk, boleh mengungkai mazmumah, menanamkan mahmudah, membentuk disiplin hidup, melahirkan akhlak yang agung ialah golongan 7, 8 dan 9 sahaja. Sembahyangnya ada kualiti, manakala golongan yang lain jatuh pada kufur fasik dan zalim. Jadi dimanakah tahap sembahyang kita?Perbaikilah diri kita mulai dari sekarang. Jangan bertangguh lagi. Pertama-tama soalan yang akan ditujukan kepada kita di akhirat nanti ialah solat/sembahyang kita. Marilah bersama-sama kita memperbaiki solat kita agar segera mendapat bantuan dari Allah, agar terhapuslah kezaliman, semoga tertegak kembali daulah Islam.
…HIDUP ini amat bermakna jika segalanya kerana ALLAH…
(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan “zikrullah”. Ketahuilah dengan ”zikrullah” itu, tenang tenteramlah hati manusia.
(Al-Rad, Ayat 28)
Monday 26 March 2012
♥ Jarak Antara Dua Hati ♥
Suatu hari seorang guru bertanya kepada
murid-muridnya, “Mengapa ketika seseorang sedang marah, dia akan bercakap
dengan suara kuat atau berteriak?”
Seorang murid setelah berfikir cukup lama
mengangkat tangan dan menjawab, “Kerana dia telah hilang sabar, oleh itu dia
berteriak.”
“Tapi…” guru bertanya kembali “Orang yang
dimarahinya hanya berada dekat dengannya. Mengapa perlu berteriak? Kenapa dia
tak berbicara secara lembut?” Hampir semua murid memberikan pelbagai alasan yang
dirasakan logik menurut mereka. Namun tiada satu pun jawapan yang memuaskan.
Maka guru berkata, “Ketika dua orang sedang berada
dalam kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walaupun
secara luaran mereka begitu dekat. Oleh itu, untuk mencapai jarak yang
demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin kuat mereka berteriak,
semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di
antara mereka menjadi lebih jauh lagi. Kerana itu mereka terpaksa berteriak
lebih kuat dan keras lagi.”
Guru masih melanjutkan, “Sebaliknya, apa yang
terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tidak berteriak, mereka
berbicara dengan suara yang keluar dari mulut mereka dengan begitu perlahan dan
kecil. Seperlahan bagaimana pun, kedua-duanya masih dapat mendengar dengan
begitu jelas. Mengapa demikian?” Guru bertanya sambil memerhatikan muridnya.
Mereka kelihatan berfikir panjang namun tiada
seorang pun yang berani memberikan jawapan. “Kerana hati mereka begitu dekat,
hati mereka tak berjarak. Sepatah kata pun tak perlu diucapkan. Sebuah
pandangan mata saja cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka
sampaikan.”
Ketika kita sedang dilanda kemarahan, janganlah
hati kita mencipta jarak. Lebih – lebih lagi mengucapkan kata-kata yang
mendatangkan jarak hati diantara kita. Mungkin di saat seperti itu, diam
mungkin merupakan cara yang bijaksana. Kerana waktu akan membantu kita.
Friday 23 March 2012
PUISI SEBAB DIA
ADALAH SAHABAT.
Dia adalah yang Allah beri kepadaku,
walau yang mencarinya adalah aku,
maka dia adalah hadiah,
mustahil sekadar dilempar begitu.
Biarlah dia berbicara hanya sedikit,
Biarlah dia berjauhan,
Biarlah kadangkala ada salah sangkaan,
Biarlah ada waktu dia melukakan,
Sebab dia adalah sahabat,
maka aku tidak pernah menghiraukan.
Mengira bahagia-bahagia yang wujud bila dia ada di sisi,
itu sahaja sudah melebihi dunia dan segala isi.
Kalau dia tiba-tiba menyimpang,
aku adalah yang akan menghulurkan tangan dan tidak berjauhan,
Kalau aku adalah yang tersungkur,
aku akan segera bangkit agar dia tidak kususahkan.
Sebab dia adalah sahabat,
dan aku tahu sahabatku adalah manusia,
maka aku hormati kekurangan yang ada,
dan aku besar-besarkan kelebihannya,
Hanya iman yang mampu melestari hubungan ini,
mengekstensi hingga ke syurga nanti.
Sebab dia adalah sahabat,
mustahil aku mahu berada di Syurga tanpa dia di sisi.
Dia adalah yang Allah beri kepadaku,
walau yang mencarinya adalah aku,
maka dia adalah hadiah,
mustahil sekadar dilempar begitu.
Biarlah dia berbicara hanya sedikit,
Biarlah dia berjauhan,
Biarlah kadangkala ada salah sangkaan,
Biarlah ada waktu dia melukakan,
Sebab dia adalah sahabat,
maka aku tidak pernah menghiraukan.
Mengira bahagia-bahagia yang wujud bila dia ada di sisi,
itu sahaja sudah melebihi dunia dan segala isi.
Kalau dia tiba-tiba menyimpang,
aku adalah yang akan menghulurkan tangan dan tidak berjauhan,
Kalau aku adalah yang tersungkur,
aku akan segera bangkit agar dia tidak kususahkan.
Sebab dia adalah sahabat,
dan aku tahu sahabatku adalah manusia,
maka aku hormati kekurangan yang ada,
dan aku besar-besarkan kelebihannya,
Hanya iman yang mampu melestari hubungan ini,
mengekstensi hingga ke syurga nanti.
Sebab dia adalah sahabat,
mustahil aku mahu berada di Syurga tanpa dia di sisi.
Subscribe to:
Posts (Atom)